BLOCK CENTER (SENTRA
BALOK)
Perencanaan
pengalaman bermain untuk anak yang memiliki kebutuhan kelainan mebmbutuhkan
pengaturan fisik yang khusus agar anak-anak tersebut dapat melakukan kegiatan
bermain. Pada seorang anak yang menggunakan kursi roda tidak akan mampu
bermaian balok apabila balok tersebut diletakan dilantai. Anak yang buta tidak
akan dapat mengenali dengan mudah permukaan alat mainnya.
Bermaian
pada anak yang perkembangannya terlambat umunya akan bermain seperti anak yang
usianya lebih muda dari ia. Beberapa anak yang mengalami keterlambatan
perkembangan biasanya tidak mampu bermain bersama anak lain, mereka juga tidak
dapat bermaian denganaturan-aturan tertentu. Beberapa anak juga perlu bimbingan
khusus dalam bermaian. Beberapa anak mungkin tidak memiliki ketrampilan social
dalam melakukan kegiatan bermaian dengan teman-teman mereka. Bagaimanapun anak
dengan perkembangan yang terlambat dapat dilatih unutk melakukan ketrampilan
bermain walaupun tidak sesuai dengan tahap perkembangannya melalui permainan di
sentra balok.
Balok terdiri dari beberapa jenis diantaranya bahan, bentuk, dan ukuran yang memberi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi
imanjinasi dengan bermain dan belajar merencakan serta mengorganisasikan
kemampuan juga menggabungkanya dengan kemampuan mengkonstruksi bengunan, jalan,
dan jembatan. Anak dapat bermain solitare/sendiri atau dalam sebuag grup kecil,
yang masing-masing berfungsi dalam mengembangkan perkembangan umum.
Pada
sentra balok terdapat beberapa benda-benda yang ada di dalamnya :
v
Satuan balok-balok
v
Balok kayu besar
v
Balok plastic
v
Balok bristle
v
Duplos
v
Lego
v
Replica hewan
v
Replica manusia
v
Mobil-mobilan, trek
v
Kertas dan pita
v
Sipdol
v
Alat permaianan pelengkap
v
Pipa pembersih
v
Celemek
v
Keranjang
v
Pemilihan tempat indoor-outdor
v
Wadah/ kardus kecil/ kotak plastic
v
Tali kecil/ benang/ tali sepatu
Pada anak usia 2 tahun, anak menikmati bermain balok dengan
menumpuk-numpuk balok dalam tower/menara yang tinggi , kemudian menruntuhkanya.
Anak juga menata balok menjadi garis di lantai dan melakukan percobaan dengan
membawa berat muatan di sekitar balok. Pada usia 3 tahun anak mulai membangun
struktur seperti sebuah jembatan sederahan dan pagar-pagar, tetapi seperti anak
usia 2 tahun mereka lebih suka bermain solitare/sendiri. Pada usia 4 tahun beberapa anak bekerja sama
dalam mengimajinasikan permaianan dalam membangun balok dengan mengikutsertakan
orang-orangan, hewan, dan mobil-mobil. Balok yang mereka bangun lebih komplek,
memperhatikan contoh dan simetri, jembatan, dan bangunan yang memiliki banyak
kegunaan. Anak usia 5 tahun dan yang lebih tua bermain balok dengan
mengelaborasikan usaha mereka dengan saling berdiskusi dan kerjasama untuk lebih berhati-hati dalam merencanakan
sebuah bangunan yang lebih rumit.
Beberapa anak dengan kebutuhan khusus bermain di sentra balok dengan baik
tanpa merubah beberapa hal yang senderhana karena balok sebagai pemberi variasi
pada tahap perkembangan mereka. Anak yang lain juga mendapat keuntungan yang mungkin
berasal dari adaptasi lingkungan dan pengaruh guru dalam membantu mereka
membangun baloknya dengan penuh pemikiran dan memberi penghargaan pada
pengalaman. Walaupun kita punya daftar tanda-tanda untuk anak berkebutuhan khusus, mungkin dapat dirubah daftarnya dalam sebuah
category agar dapat digunakan untuk anak dengan category yang berbeda. Memeriksa
tanda-tanda pada anak yang mengalami keterlambatan perkembangan dan hendaknya
merubah tanda-tanda tersebut untuk anak dengan pervasive development disorder
(PDD), autis, atau gangguan tingkah laku. Memeriksa tanda-tanda pada kelainan tulang
dan mungkin merubah tanda-tanda tersebut bagi anak dengan gangguan penglihatan.
Satu saran yang sering pada sentra
balok yaitu menyediakan perencanaan ruang bermain bagi masing-masing anak. Beberapa anak diuntungkan dengan pembatasan permaianan
fisik mereka. Anak membatasi balok yang mereka bangun dengan carpet kotak, bagian
halus dari korden kamar mandi, atau
bagian dari papan yang mudah digunakan. Mendorong anak untuk membangun pada
lantai khusus baik sendirian atau dengan pasangan. Beberapa anak mungkin butuh penetapan
ruangan pembangunan dengan baik.
Keranjang sebagai tempat balok ditempatkan pada masing-masing balok bangun
ruang. Penempatan balok yang saling berdekatan mencegah beberapa kelengahan
yang mengakibatkan struktur balok ambruk pada saat anak mengambil balok-balok
yang lebih banyak pada rak atau dari tumpukan balok anak yang lain.
Keranjang balok untuk setiap anak atau 2
anak juga dapat membuat guru untuk lebih mengontrol tipe balok yang digunakan
anak. Beberapa anak siap untuk beberapa jenis
balok dengan bermacam bentuk dan ukuran. Anak saling mempengaruhi dengan menenangkan pada anak
yang mengalami keterlambatan perkembangan yang parah, pervasive development
disorder (PDD), autis, dan gangguan penglihatan, biasanya dilakukan dengan baik dengan cara membatasi jumlah dan
tipe balok.
KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN
Anak dengan keterlambatan perkembangan seringkali tidak siap untuk
menggunakan balok dalam bermain fantasi seperti tahap perkembangan anak lain
pada umumnya. Beberapa mungkin menikmati membawa balok sederhana disekitarnya untuk
mengeksplor besar dan tekstur ketika yang lainnya lebih menenpatkan balok
kedalam wadah atau membuangnya. Kadang-kadang anak menggunakan balok untuk
melukai diri sendiri atau anak lain. Mereka mungkin memasukan balok kedalam
mulut, mengunyah, melempar balok, atau memukulkan balok kebangunan anak lain
agar hancur. Kita berharap dapat mengikuti tanda-tanda yang dapat mencegah
tingkah laku anak untuk membantu bermain dengan tepat pada sentra balok
v
Anak menemukan ruang dalam centra balok bekerja
pada sebuah “lantai” sepesial. Area tersebut dapat ditemukan dengan penyebaran
lembar carpet kotak, bagian halus dari korden kamar mandi, atau bagian dari papan yang mudah digunakan, atau bahan yang pantas berada pada karpet centra balok. Memotong
atau melipat bahan untuk menjadikan ukuran yang diinginkan dan sudut bawah pita
untuk mencegah dari pengusutan atau penarikan.
v
Mengundang anak lain untuk ikut bermai dalam
ruang yang special.
v
Jumlah balok, tempat untuk masing-masing anak
pada setiap wadah telah ditetapkan, jadi anak tidak perlu bolak balik ke rak untuk
mengambil balok lagi, yang memungkinkan anak menjatuhkan balok anak lain saat
berjalan.
v
Mengijinkan anak bermain hanya dengan jumlah
balok-balok yang sedikit (5 sampai 8) pada awalnya. Menggunakan balok dengan bentuk
dan ukuran yang sama kemudian meningkat dengan memperkenalkan bentuk dan ukuran baru dan menjadikan anak
akrab dengan pendekatan bermian balok
v
Walaupun bermain balok tidak terstrukture tapi dapat
mengakomodasi bebrapa tahap perkembangan, anak dengan keterlambatan
perkembangan kognitif sering mendapat keuntungan dari bermain balok karena menopang
perkembangan kognitif melalui permainan imanjinatif. Tempat mainan orang-orangan, hewan, mobil-mobilan atau
rambu-rambu jalan dalam area balok mendorong anak dengan keterlambatan perkembangan
untuk membuat struktur balok dan bermian lebih lama.
v
Mengingat jika anak memasukan balok ke mulut
atau melempar balok adalah sebuah masalah maka bahan balok menggunakan plastic
non toksin daripada dari balok kayu,. Hal ini dikarenakan balok plastic lembut,
berongga, dan balok plastic lebih mudah di cuci dan lebih tidah mudah rusak
jika dilempar
v
Menghalangi anak menguyah balok dengan
manawarkan pengganti yang sesuai.
v
Anak
dengan keterlambatan perkembangan yang khas akan lebih memahami perintah
langsung dari guru. Contoh permainan
balok yang tepat seperti : Membangun bertingkat dan meluncurkan sebuah mobil
kebawah saat suara mesin terdengar menjadi menarik bagi anak dalam bermain
balok, menunpuk 2 balok dan mengetuknya kebawah. Mendorong anak untuk melakukan
hal yang sama
v
Untuk anak dengan keterlambatan yang parah
membutuhkan contoh dari balok yang dimainkan untuk berkembang dengan tepat.
v
Memberi anak beberapa dukungan positif. Anak
membutuhkan dukungan dan dorongan tidak hanya usaha dalam aktifitas baru,
tetapi juga untuk mengulang dan mempraktekan kemampuan yang hamper ia kuasai
v
Jika anak mengalami kesulitan dengan peralihan,
yakinkan untuk memberi percepatan peringatan untuk waktu clean up
v
Memperbolehkan jenis dari ukuran balok, termasuk
kubus 1 inci (3 cm). menyediakan kesempatan untuk anak untuk meniru desain
balok anda dan mempratekan persepsi visual juga kemampuan ketangkasan tangan
v
Mendorong anak untuk bermain dengan balok dengan
jenis posisi seperti menaruhnya diatas perutnya, di tangannya dan pada lututnya atau
pada saat berlutut. Bermain pada posisi tersebut dapat membantu
mengembangkan kekuatan dan kestabilan di
batang tubuh, leher, bahu, dan tangan
GANGGUAN TULANG
Anak dengan gangguan tulang mungkin mempunyai kemampuan kognitif dan persepsi
untuk mengembangkan struktur bangun dengan balok tetapi tidak dapat melakukan
karena keterbatasan fisik. Sentra
balok dirubah untuk anak agar dapat
focus dalam perubahan lingkungan untuk mempromosikan keefektifan penggunaan
dari lengan dan tangan anak.
v
mengkonsultasikan dengan terapis fisik dalam
mendapatkan penyusunan yang optimal bagi anak di sentra balok. Menkoreksi
posisi duduk dapat mempengaruhi anak untuk berinteraksi dengan balok dan dengan
anak yang lain dengan kemungkinan lebih bersikap mandiri. Anak menaruh balok
berbentuk pasak di atas perut saat anak duduk dilantai. Mereka juga berbaring
tengkurap di lantai, posisi yang demikian pada anak yang mengalami gangguan tulang
dapat menggerakan bagian atas tubuh dengan menggerakan bebas tangan untuk bermain
balok.
v
Beberapa anak membutukan penyangga duduk di
lantai. Membuat duduk mereka terlihat selonjor pada tempat duduk untuk anak
menggunakan dasi atau syal (scarf) untuk mengikat anak agar menjadi anak lebih
aman.
v
Balok kecil dapat dipegang dengan satu tangan
sedangkan balok besar dipegang dengan 2 tangan.
v
Balok yang ditekan atau didorong bersama seperti
lego dan balok bristle dapat dengan mudah memodifikasi fungsi tangan anak.
Membangun pangkalan dari balok, kemudian mengamankan pangkalan tersebut dengan
menempelkan pada meja, kursi roda, atau lantai. Untuk membangun pangkalan lego,
anak dapat menggunakan 2 balok untuk lapisan. Balok pada lapisan ke dua
memiliki kemungkinan tegak lurus dengan lapisan pertama dalam mengunci lapisan
bawah dengan tempat. Balok bristle dapat memberi keamanan untuk masing-masing
anak pada akhirnya, jadi anak hanya membutuhkan lapisan pangkalan yang kuat.
v
Menangkat, menangkap, dan mengunpulkan balok
mungkin menyebabkan anak cepat lelah dan menjadi kelelahan dalam bermain
sepanjang hari, hendaknya mengingatkan anak tentang tanda-tanda kelelahan dan
beristirahat.
v
Anak membangun kembali dinding atau yang lain
yang permukaannya datar. Dinding berlaku sebagai pembimbing fisik untuk
menempatkan balok dengan akurat dan menyediakan dukungan lebih untuk menumpu
balok. Jika itu tidak tersedia dinding yang kosong, dapat menggunakan bagian
dari kardus yang besar atau dari belakang dari rak buku.
v
Permainan balok yang mandiri dapat menjadikan
anak putus asa untuk anak yang memiliki keseimbangan yang kurang, contoh
kurangnya control tubuh dan koordinasi mata dan tangan. Anak mungkin dapat
berfikir lebih cakupanya tentang ide bermain kerjasama dalam sentra balok.
PERVASIVE DEVELOPMENT DISORDER
(PDD) DAN AUTIS
Dalam kamus
psikologi umum (1982), autis berarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan
sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran
subyektivitasnya sendiri daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu penderita autis sering disebut orang yang hidup di
“alamnya” sendiri, Schreibman (1988) dan McLaughin (2002) juga menjelaskan
bahwa autis disebut juga “the ulmimate
learning disability”.
Anak dengan gangguan PERVASIVE DEVELOPMENT DISORDER
(PDD) atau autis memilki rasa sensitifitas yang tinggi untuk satu atau lebih
dari input sensorik. Pada area balok, anak kadang tak terduga membuat
kebisingan dengan menjatuhkan balok ke lantai yang menjadikanya ketakutan,
kebingungan dan kadang tersakiti. Meskipun anak yang mengalami PERVASIVE
DEVELOPMENT DISORDER (PDD) atau autis tidak teganggu dengan bentukdan bau dari beberapa balok, khususnya balok plastic.
Sebagian besar dari mereka tidak mengungkapkan bau, tetapi anak sering kali
tersakiti untuk menciumnya, terutama jika mengingat bau yang kurang dia sukai
dari pengalaman sebelumnya. Sentra balok mungkin tidak sama dengan bermain pada
area yang aman berasal dari sudut pandang anak meilhat.
Beberapa tanda-tanda anak ADHD dan perilaku juga
semestinya sama dengan anak yang PERVASIVE DEVELOPMENT DISORDER (PDD) dan autis. Kita menyebut meraka dengan dengan
sedikit perbedaan focus yang menekankan pada keunikan karakter masing-masing
anak.
v
Anak dengan PERVASIVE DEVELOPMENT DISORDER (PDD)
atau autis mungkin memilih untuk tidak bermain pada sentra balok karena mereka
akan takut menjatuhkan/ menumbukan balok dan membuat kebisingan yang tak
tertahan. Secara bertahap anak berpindah merapat ke sentra balok, pada mulanya
anak berdiri didekat anak lain yang sedang bermain balok untuk melihatnya,
kemudian duduk menyentuh balok dalam sentra dan akhirnya mengambil balok-balok
v
Menyediakan kesempatan pada anak untuk bermain
balok di area yang ada dalam ruangan yang dirasa aman untuk anak. aman mungkin
berarti dalam sebuah box besar yang membuat anak siap mengenali dengan melihat
dan mendengar rangsangan. Menyakinkan anak bahwa lantai dari box adalah empuk
sehingga mengurangi kebisingan dari suara balok yang jatuh
v
Kardus balok lebih tidak berisik daripada kayu
atau plastic, tetapi menghasilkan bunyi berdebum dari rongga khususnya saat jatuh dari atas ke lantai, sehingga
perlu menggunakan tumpukan selimut pada lantai untuk mengurangi bunyi yang
tidak penting.
v
Memperbolehkan hanya 2 anak untuk bermain pada
waktu yang sama, menjaga tingkat kebisingan dan mengurangi komunikasi
v
Mengguankan gambar untuk berkomunikasi.
Memperlihatkan balok pada anak sebagai contoh yang harus ditiru anak
v
Beberapa anak menghitung saat membangun menara
dengan balok membantu anak focus dalam
aktivitas.
ADHD DAN MASALAH PERILAKU
ADHD menjelaskan kondisi anak-anak yang
memperlihatkan simtom-simtom (ciri atau gejala) kurang konsentrasi,
hiperaktif,dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar
aktivitas hidup mereka. ADHD merupakan suatu kelainan perkembangan yang terjadi
pada masa anak dan dapat berlangsung sampai masa remaja.
Anak dengan gangguan ADHD atau masalah perilaku seringkali terlihat tenang
saat bermain balok. Menggunakan otot besar untuk mengangkat dan membawa bahan
yang berat memberikan umpan balik sensorik anak pada otot, urat daging, dan
sendi-sendi yang membantu mereka untuk rilek dan focus. Area balok juga dapat menjadi
tempat anak berusaha menempatkan bahan juga tempat anak yang impusiv dan
mudah teralihkan untuk mengumpulkan
lebih banyak balok, menubrukkan pada anak lain atau susunan balok lain.
Mengikuti tanda-tanda yang ada untuk membantu anak menyeting ruang sentra balok
untuk meminimalkan masalah dengan anak implusiv, mudah teralihkan perhatianya,
tidak teratur dan mempunyai masalah dengan wilayah.
v
Menemukan ruang anak pada area balok dengan
menyediakan anak “lantai” khusus. Hal itu memungkinkan anak menggunakan carpet
kotak, bagian halus dari korden kamar mandi,
atau bagian dari papan yang mudah digunakan, atau bahan lain yang cocok.
Memotong atau keinginan melipat ukuran, dan mengikatnya pada sudut pojok untuk
mencegah “lantai” khusus berasal dari mengkusutkan dan menariknya
v
Menemukan ruang khusus untuk anak menandai pangkalannya dengan tipe warna solid.
Jika itu ruangan cukup, tersedia area lain untuk masing-masing anak. jika
tempat terbatas bairkan 2 anak berbagi area pembangunan. Juga dapat melakukan
identifitasi pada ruang anak dengan membagi ruangan dengan kartu nama pada
masing-masing area
v
Pengkarpetan di area balok mengurangi tingkat
kebisingan dari balok-balok yang saling bertabrakan. Mengunakan karpet tanpa
selip dan permukaan datar. Karpet atau yikar bagi masing-masing anak juga
menjadi pilihan. Luas karpet bagi masing-masing anak hanya cukup untuk struktur
balok, bukan keduanya (balok dan anak)
v
Untuk mengurangi perintah pada ruang anak,
sediakan masing-masing anak keranjang besar tempat balok. Cara ini menjadikan
anak tidak kembali lagi ke rak untuk mangambil balok, yang akhirnya
memnungkinkan balok terjatuh dan menabrak struktur bangunan yang sudah dibuat.
v
Memiliki satu atau dua aturan pasti dalam area
balok seperti “hanya boleh menyentuh balok dan bangunan masing-masing”
mengulang aturan sesering mungkin saat anak bermain di area balok.
v
Ketia anak bermain dengan sesuai beri ucapan
untuk meyakinkan mereka. Anak butuh umpan balik yang sering untuk belajar
mengingat hal tersebut
v
Sediakan subuah penopang untuk bermain imajinasi
untuk membuat anak bermain lebih lama. Biarkan anak mengumpulkan mainan
pelengkap sebelum bermain balok dengan memberinya pilihan.
v
Anak yang implusiv dan anak yang mengalami
gangguan perilaku mungkin mengalami kesulitan menumpuk nalok dengan baik, hasil
yang goyah, dan strukturyang gampang ambruk.
v
Struktur balok kayu harusnya tidak bisa ditumpuk
lebih tinggi dari kepala anak sehingga tidak akan melukai siapapun saat balok
ambruk
MASALAH MOTORIK
Anak dengan masalah motorik bermain balok tanpa melakukan aktivitas.
Balok dapat dikumpulkan jenisnya dengan caranya dan meminjamkan baloknya untuk
meningkatkan beberapa tingkat perkembangan dari permainan. Anak yang mengalami
masalah motorik rata-rata atau bahkan memilki kemampuan kognitif dibawah
rata-rata mereka memiliki kesulitan perkembangan dan melakukan tugas motorik.
Sebagai conothnya pada anak usia 4 tahun yang mengalami gangguan perkembangan
motorik mungkin tidak dapat mengidentifikasi dan memeberitahukan mana benda yang kubus dan
lingkaran, juga tidak mampu mengorganisasikan dengan mudah balok di lantai
untuk menjadi sebuah bentuk sederhana. Anak dapat memanipulasi balok dengan
baik sebanyak yangia mau sampai berhasil. Cara yang diguanakan anak yang
mengalami gangguan motorik belajar dengan trial dan error untuk memecahkan
masalah, balok sebagai bahan natural trial and error. Anak tidak menyukai
crayon dan spidol yang meninggalkan bekas permanen di kertas.
v
Anak diberi pujian sebagai penguatan dari proses
trail and error pada hasil karya anak yang mengalami masalah perkembangan
motorik
v
Saat anak bermain beri anak gamabaran secara
lisan informasi tentang proses bermain. Hal ini akan membantu anak mamahami dan
mengingat konsep dengan 2 atau tiga kali pengulangan
v
Meniru sangat membantu anak terutama pada anak
dengan masalah perkembangan motorik
v
Dorong anak dengan masalah perkembangan motorik
dengan bermain dengan satu atau dua anak yang lain. Mengumpulkan anak dapat
membantu anak dengan masalah perkembangan motorik memahami informasi visual
dengan mengikuti langkah-langkahnya.
v
Jika anak terlihat ragu saat ia bermain balok
sendiri, buat anak tertarik bermain membangun. Dan tingkatkan percaya diri anak
terhadap kemampuan bermainnya dalam memaikan balok
v
Dorong anak untuk membangun dengan jenis balok
yang berjenis ukuran dan berat. Balok kecil memudahkan melatih ketangksan
tangan sementara besar dan berat balok memberi umpan balik pada sensorik anak
termasuk sendi dan otot.
v
Anak membangun dinding dengan tumpukan permukaan
datar. dinding bertindak sebagai pemandu fisik untuk menentukan ketepatan
penempatan balok dan menyediakan dukungan yang lebih untuk membangun setelah
baloknya ambruk.
GANGGUAN PENGLIHATAN
Tunanetra
(kebutaan) adalah ketajaman penglihatan pusat 20/200 atau kurang pada bagian
mata yang lebih baik dengan kaca mata koreksi atau ketajaman penglihatan pusat
lebih dari 20/200 jika terjadi penurunan ruang penglihatan di mana terjadi
pengerutan suatu bidang penglihatan sebagai tingkat tertentu sehingga diameter
terlebar dari ruang penglihatan membentuk sudut yang besarnya tidak lebih dari
20 derajat pada bagian mata yang lebih baik (Koesler, 1976, hlm.45). Definisi
terbaru semakin memperinci perbedaan antara buta total (blind) dan kekurangan penglihatan sebagian (partially sighted). Definisi pendidikan Calton mengenai blindess
adalah “Belajar melalui meraba (tactile)
atau materi-materi auditorial” (1981 hlm. 219). Barrage dan Erin menerangkan
penglihatan terbatas (limited vision)
adalah “Fungsi penglihatan yang terbatas, berada dibawah keadaan normal” (1992,
hlm. 23).
Sebagian anak dengan ganguan penglihatan dan pada anak yang mengalami
kebutaan terlihat menikmati bermain balok. Anak yang mengalami kebutaan pada
awalnya tidak tahu harus bagaiman bermain dengan balok-balok tersebut dan
membutuhkan pendamping untuk mengembangkan dengan baik struktur sebelum ia
mampu membangun menara balok dan membangun sebuah bangunan sendiri
v
Awalnya beri anak dengan gangguan penglihatan
hanya sedikit balok, karena anak membutuhkan kesempatan untuk mengeksplorsi
bentuk baru, berat, dan permukaan sebelum mengikutsertakan lebih banyak balok
dalam permaianan
v
Keranjang sebagai tempat balok ditempatkan dekat
dengan anak
v
Biarkan anak membangun kembali dinding atau
tumpukan permukaan yang datar. dinding bertindak sebagai pemandu fisik untuk
menentukan ketepatan penempatan balok dan menyediakan dukungan yang lebih untuk
membangun setelah baloknya ambruk.
DAFTAR PUSTAKA
Patmonodewo,
Sumiarti. 2003 . Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Renita cipta
Smith, J. David. 2006. Sekolah Inklusif. Bandung : Nuansa