Bahasa merupakan suatu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Bahasa adalah milik mutlak manusia dan telah menyatu dengan
pemiliknya. Bahasa selalu muncul dalam setiap aspek kehidupan manusia. Tidak
ada satu kegiatan manusia yang tidak disertai penggunaan bahasa. Oleh karena
itu, defenisi bahasa menjadi beragam sejalan dengan bidang kegiatan tempat di
mana bahasa itu digunakan. Bahasa dapat didefinisikan dari berbagai sudut
pandang. Namun, secara sederhana bahasa merupakan sarana komunikasi yang berupa
ungkapan dari pikiran manusia. Bahasa juga merupakan suatu sistem simbol lisan
yang bersifat mana suka yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk
berkomunikasi dan berinteraksi antarsesamanya, berlandaskan pada budaya yang
mereka miliki bersama.
Jadi, dapatlah diartikan bahwa bahasa
merupakan suatu sistem, sama dengan sistem-sistem yang lain, yang sekaligus
bersifat sistematis. Bahasa bukanlah suatu sistem tunggal melainkan juga
dibangun oleh sejumlah subsistem yang terdiri atas fonologi, sintaksis dan
leksikon. Selain itu, bahasa juga bukan sekedar alat interaksi sosial,
melainkan juga memiliki fungsi dalam berbagai bidang, salah satunya adalah
neurologi (otak).
Secara fonologi, penguasaan suatu
bahasa dimulai dari otak lalu dilanjutkan pelaksanaannya oleh alat-alat bicara
yang melibatkan sistem saraf otak. Oleh Karena itu, dapat dikatakan bahwa
berbahasa adalah proses mengeluarkan pikiran dan perasaan dari otak secara
lisan, dalam bentuk kata-kata maupun kalimat.
Seorang manusia yang normal fungsi
otak dan alat bicara, tentu dapat berbahasa dengan baik. Namun, mereka yang
memiliki kelainan fungsi otak dan alat bicaranya, tentu mempunyai kesulitan
dalam berbahasa, dengan kata lain kemampuan berbahasanya terganggu.
Penyebab yang menimbulkan kesulitan
dalam berkomunikasi yang disebut dengan gangguan berbahasa sangat banyak.
Gangguan berbahasa dapat disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada alat
artikulasi, bisa juga karena terjadinya kerusakan pada otak. Secara medis menurut
Sidharta (1984) gangguan berbahasa itu dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu
(1)gangguan berbicara (2)gangguan berbahasa (3)gangguan berpikir. Gangguan
berbicara dapat dikelompokkan atas dua kategori. Pertama, gangguan mekanisme
berbicara yang berimplikasi pada gangguan organik dan kedua, gangguan berbicara
psikogenik.
Gagap merupakan salah satu gangguan
berbahasa yang masuk dalam gangguan berbicara. Gagap pada anak usia dini bukan
hal yang harus dikhawatirkan, tetapi
gangguan gagap perlu mendapat perhatian khusus agar gangguan tersebut tidak
menetap pada anak hinggai ia dewasa.
0 komentar:
Posting Komentar