Selasa, 17 April 2012

sentra balok (inklusi)


BLOCK CENTER (SENTRA BALOK)
Perencanaan pengalaman bermain untuk anak yang memiliki kebutuhan kelainan mebmbutuhkan pengaturan fisik yang khusus agar anak-anak tersebut dapat melakukan kegiatan bermain. Pada seorang anak yang menggunakan kursi roda tidak akan mampu bermaian balok apabila balok tersebut diletakan dilantai. Anak yang buta tidak akan dapat mengenali dengan mudah permukaan alat mainnya.
Bermaian pada anak yang perkembangannya terlambat umunya akan bermain seperti anak yang usianya lebih muda dari ia. Beberapa anak yang mengalami keterlambatan perkembangan biasanya tidak mampu bermain bersama anak lain, mereka juga tidak dapat bermaian denganaturan-aturan tertentu. Beberapa anak juga perlu bimbingan khusus dalam bermaian. Beberapa anak mungkin tidak memiliki ketrampilan social dalam melakukan kegiatan bermaian dengan teman-teman mereka. Bagaimanapun anak dengan perkembangan yang terlambat dapat dilatih unutk melakukan ketrampilan bermain walaupun tidak sesuai dengan tahap perkembangannya melalui permainan di sentra balok.
Balok terdiri dari beberapa jenis diantaranya  bahan, bentuk, dan ukuran yang memberi  kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi imanjinasi dengan bermain dan belajar merencakan serta mengorganisasikan kemampuan juga menggabungkanya dengan kemampuan mengkonstruksi bengunan, jalan, dan jembatan. Anak dapat bermain solitare/sendiri atau dalam sebuag grup kecil, yang masing-masing berfungsi dalam mengembangkan perkembangan umum.
Pada sentra balok terdapat beberapa benda-benda yang ada di dalamnya :
v  Satuan balok-balok
v  Balok kayu besar
v  Balok plastic
v  Balok bristle
v  Duplos
v  Lego
v  Replica hewan
v  Replica manusia
v  Mobil-mobilan, trek
v  Kertas dan pita
v  Sipdol
v  Alat permaianan pelengkap
v  Pipa pembersih
v  Celemek
v  Keranjang
v  Pemilihan tempat indoor-outdor
v  Wadah/ kardus kecil/ kotak plastic
v  Tali kecil/ benang/ tali sepatu
Pada anak usia 2 tahun, anak menikmati bermain balok dengan menumpuk-numpuk balok dalam tower/menara yang tinggi , kemudian menruntuhkanya. Anak juga menata balok menjadi garis di lantai dan melakukan percobaan dengan membawa berat muatan di sekitar balok. Pada usia 3 tahun anak mulai membangun struktur seperti sebuah jembatan sederahan dan pagar-pagar, tetapi seperti anak usia 2 tahun mereka lebih suka bermain solitare/sendiri.  Pada usia 4 tahun beberapa anak bekerja sama dalam mengimajinasikan permaianan dalam membangun balok dengan mengikutsertakan orang-orangan, hewan, dan mobil-mobil. Balok yang mereka bangun lebih komplek, memperhatikan contoh dan simetri, jembatan, dan bangunan yang memiliki banyak kegunaan. Anak usia 5 tahun dan yang lebih tua bermain balok dengan mengelaborasikan usaha mereka dengan saling berdiskusi dan kerjasama  untuk lebih berhati-hati dalam merencanakan sebuah bangunan yang lebih rumit.
Beberapa anak dengan kebutuhan khusus bermain di sentra balok dengan baik tanpa merubah beberapa hal yang senderhana karena balok sebagai pemberi variasi pada tahap perkembangan mereka. Anak yang lain juga mendapat keuntungan yang mungkin berasal dari adaptasi lingkungan dan pengaruh guru dalam membantu mereka membangun baloknya dengan penuh pemikiran dan memberi penghargaan pada pengalaman. Walaupun kita punya daftar tanda-tanda  untuk anak berkebutuhan khusus,  mungkin dapat dirubah daftarnya dalam sebuah category agar dapat digunakan untuk anak dengan category yang berbeda. Memeriksa tanda-tanda pada anak yang mengalami keterlambatan perkembangan dan hendaknya merubah tanda-tanda tersebut untuk anak dengan pervasive development disorder (PDD), autis, atau gangguan tingkah laku. Memeriksa tanda-tanda pada kelainan tulang dan mungkin merubah tanda-tanda tersebut  bagi anak dengan gangguan penglihatan.
Satu saran yang sering  pada sentra balok yaitu menyediakan perencanaan ruang bermain bagi masing-masing anak.  Beberapa anak diuntungkan dengan pembatasan permaianan fisik mereka. Anak membatasi balok yang mereka bangun dengan carpet kotak, bagian halus dari korden kamar mandi, atau bagian dari papan yang mudah digunakan. Mendorong anak untuk membangun pada lantai khusus baik sendirian atau dengan pasangan. Beberapa anak mungkin butuh penetapan ruangan pembangunan dengan baik.
Keranjang sebagai tempat balok ditempatkan pada masing-masing balok bangun ruang. Penempatan balok yang saling berdekatan mencegah beberapa kelengahan yang mengakibatkan struktur balok ambruk pada saat anak mengambil balok-balok yang lebih banyak pada rak atau dari tumpukan balok anak yang lain. Keranjang  balok untuk setiap anak atau 2 anak juga dapat membuat guru untuk lebih mengontrol tipe balok yang digunakan anak.  Beberapa anak siap untuk beberapa jenis balok dengan bermacam bentuk dan ukuran. Anak saling  mempengaruhi dengan menenangkan pada anak yang mengalami keterlambatan perkembangan yang parah, pervasive development disorder (PDD), autis, dan gangguan penglihatan, biasanya dilakukan  dengan baik dengan cara membatasi jumlah dan tipe balok.
KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN
Anak dengan keterlambatan perkembangan seringkali tidak siap untuk menggunakan balok dalam bermain fantasi seperti tahap perkembangan anak lain pada umumnya. Beberapa mungkin menikmati membawa balok sederhana disekitarnya untuk mengeksplor besar dan tekstur ketika yang lainnya lebih menenpatkan balok kedalam wadah atau membuangnya. Kadang-kadang anak menggunakan balok untuk melukai diri sendiri atau anak lain. Mereka mungkin memasukan balok kedalam mulut, mengunyah, melempar balok, atau memukulkan balok kebangunan anak lain agar hancur. Kita berharap dapat mengikuti tanda-tanda yang dapat mencegah tingkah laku anak untuk membantu bermain dengan tepat pada sentra balok
v  Anak menemukan ruang dalam centra balok bekerja pada sebuah “lantai” sepesial. Area tersebut dapat ditemukan dengan penyebaran lembar carpet kotak, bagian halus dari korden kamar mandi, atau bagian dari papan yang mudah digunakan, atau bahan yang pantas berada pada karpet centra balok. Memotong atau melipat bahan untuk menjadikan ukuran yang diinginkan dan sudut bawah pita untuk mencegah dari pengusutan atau penarikan.
v  Mengundang anak lain untuk ikut bermai dalam ruang yang special.
v  Jumlah balok, tempat untuk masing-masing anak pada setiap wadah telah ditetapkan, jadi anak tidak perlu bolak balik ke rak untuk mengambil balok lagi, yang memungkinkan anak menjatuhkan balok anak lain saat berjalan.
v  Mengijinkan anak bermain hanya dengan jumlah balok-balok yang sedikit (5 sampai 8) pada awalnya. Menggunakan balok dengan bentuk dan ukuran yang sama kemudian meningkat dengan memperkenalkan  bentuk dan ukuran baru dan menjadikan anak akrab dengan pendekatan bermian balok
v  Walaupun bermain balok tidak terstrukture tapi dapat mengakomodasi bebrapa tahap perkembangan, anak dengan keterlambatan perkembangan kognitif sering mendapat keuntungan  dari bermain balok karena menopang perkembangan kognitif melalui permainan imanjinatif. Tempat mainan  orang-orangan, hewan, mobil-mobilan atau rambu-rambu jalan dalam area balok mendorong anak dengan keterlambatan perkembangan untuk membuat struktur balok dan bermian lebih lama.
v  Mengingat jika anak memasukan balok ke mulut atau melempar balok adalah sebuah masalah maka bahan balok menggunakan plastic non toksin daripada dari balok kayu,. Hal ini dikarenakan balok plastic lembut, berongga, dan balok plastic lebih mudah di cuci dan lebih tidah mudah rusak jika dilempar
v  Menghalangi anak menguyah balok dengan manawarkan pengganti yang sesuai.
v   Anak dengan keterlambatan perkembangan yang khas akan lebih memahami perintah langsung dari guru.  Contoh permainan balok yang tepat seperti : Membangun bertingkat dan meluncurkan sebuah mobil kebawah saat suara mesin terdengar menjadi menarik bagi anak dalam bermain balok, menunpuk 2 balok dan mengetuknya kebawah. Mendorong anak untuk melakukan hal yang sama
v  Untuk anak dengan keterlambatan yang parah membutuhkan contoh dari balok yang dimainkan untuk berkembang dengan tepat.
v  Memberi anak beberapa dukungan positif. Anak membutuhkan dukungan dan dorongan tidak hanya usaha dalam aktifitas baru, tetapi juga untuk mengulang dan mempraktekan kemampuan yang hamper ia kuasai
v  Jika anak mengalami kesulitan dengan peralihan, yakinkan untuk memberi percepatan  peringatan untuk waktu clean up
v  Memperbolehkan jenis dari ukuran balok, termasuk kubus 1 inci (3 cm). menyediakan kesempatan untuk anak untuk meniru desain balok anda dan mempratekan persepsi visual juga kemampuan ketangkasan tangan
v  Mendorong anak untuk bermain dengan balok dengan jenis posisi seperti menaruhnya diatas  perutnya, di tangannya dan pada lututnya atau pada saat berlutut. Bermain pada posisi tersebut dapat membantu mengembangkan  kekuatan dan kestabilan di batang tubuh, leher, bahu, dan tangan
GANGGUAN TULANG
Anak dengan gangguan tulang mungkin mempunyai kemampuan kognitif dan persepsi untuk mengembangkan struktur bangun dengan balok tetapi tidak dapat melakukan karena keterbatasan fisik.  Sentra balok  dirubah untuk anak agar dapat focus dalam perubahan lingkungan untuk mempromosikan keefektifan penggunaan dari lengan dan tangan anak.
v  mengkonsultasikan dengan terapis fisik dalam mendapatkan penyusunan yang optimal bagi anak di sentra balok. Menkoreksi posisi duduk dapat mempengaruhi anak untuk berinteraksi dengan balok dan dengan anak yang lain dengan kemungkinan lebih bersikap mandiri. Anak menaruh balok berbentuk pasak di atas perut saat anak duduk dilantai. Mereka juga berbaring tengkurap di lantai, posisi yang demikian pada anak yang mengalami gangguan tulang dapat menggerakan bagian atas tubuh dengan menggerakan bebas tangan untuk bermain balok.
v  Beberapa anak membutukan penyangga duduk di lantai. Membuat duduk mereka terlihat selonjor pada tempat duduk untuk anak menggunakan dasi atau syal (scarf) untuk mengikat anak agar menjadi anak lebih aman.
v  Balok kecil dapat dipegang dengan  satu tangan  sedangkan balok besar dipegang dengan 2 tangan.
v  Balok yang ditekan atau didorong bersama seperti lego dan balok bristle dapat dengan mudah memodifikasi fungsi tangan anak. Membangun pangkalan dari balok, kemudian mengamankan pangkalan tersebut dengan menempelkan pada meja, kursi roda, atau lantai. Untuk membangun pangkalan lego, anak dapat menggunakan 2 balok untuk lapisan. Balok pada lapisan ke dua memiliki kemungkinan tegak lurus dengan lapisan pertama dalam mengunci lapisan bawah dengan tempat. Balok bristle dapat memberi keamanan untuk masing-masing anak pada akhirnya, jadi anak hanya membutuhkan lapisan pangkalan yang kuat.
v  Menangkat, menangkap, dan mengunpulkan balok mungkin menyebabkan anak cepat lelah dan menjadi kelelahan dalam bermain sepanjang hari, hendaknya mengingatkan anak tentang tanda-tanda kelelahan dan beristirahat.
v  Anak membangun kembali dinding atau yang lain yang permukaannya datar. Dinding berlaku sebagai pembimbing fisik untuk menempatkan balok dengan akurat dan menyediakan dukungan lebih untuk menumpu balok. Jika itu tidak tersedia dinding yang kosong, dapat menggunakan bagian dari kardus yang besar atau dari belakang dari rak buku.
v  Permainan balok yang mandiri dapat menjadikan anak putus asa untuk anak yang memiliki keseimbangan yang kurang, contoh kurangnya control tubuh dan koordinasi mata dan tangan. Anak mungkin dapat berfikir lebih cakupanya tentang ide bermain kerjasama  dalam sentra balok.

PERVASIVE DEVELOPMENT DISORDER (PDD) DAN AUTIS
Dalam kamus psikologi umum (1982), autis berarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektivitasnya sendiri daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penderita autis sering disebut orang yang hidup di “alamnya” sendiri, Schreibman (1988) dan McLaughin (2002) juga menjelaskan bahwa autis disebut juga “the ulmimate learning disability”.
Anak dengan gangguan PERVASIVE DEVELOPMENT DISORDER (PDD) atau autis memilki rasa sensitifitas yang tinggi untuk satu atau lebih dari input sensorik. Pada area balok, anak kadang tak terduga membuat kebisingan dengan menjatuhkan balok ke lantai yang menjadikanya ketakutan, kebingungan dan kadang tersakiti. Meskipun anak yang mengalami PERVASIVE DEVELOPMENT DISORDER (PDD) atau autis tidak teganggu dengan bentukdan bau  dari beberapa balok, khususnya balok plastic. Sebagian besar dari mereka tidak mengungkapkan bau, tetapi anak sering kali tersakiti untuk menciumnya, terutama jika mengingat bau yang kurang dia sukai dari pengalaman sebelumnya. Sentra balok mungkin tidak sama dengan bermain pada area yang aman berasal dari sudut pandang  anak meilhat.
Beberapa tanda-tanda anak ADHD dan perilaku juga semestinya sama dengan anak yang PERVASIVE DEVELOPMENT DISORDER (PDD) dan  autis. Kita menyebut meraka dengan dengan sedikit perbedaan focus yang menekankan pada keunikan karakter masing-masing anak.
v  Anak dengan PERVASIVE DEVELOPMENT DISORDER (PDD) atau autis mungkin memilih untuk tidak bermain pada sentra balok karena mereka akan takut menjatuhkan/ menumbukan balok dan membuat kebisingan yang tak tertahan. Secara bertahap anak berpindah merapat ke sentra balok, pada mulanya anak berdiri didekat anak lain yang sedang bermain balok untuk melihatnya, kemudian duduk menyentuh balok dalam sentra dan akhirnya mengambil balok-balok
v  Menyediakan kesempatan pada anak untuk bermain balok di area yang ada dalam ruangan yang dirasa aman untuk anak. aman mungkin berarti dalam sebuah box besar yang membuat anak siap mengenali dengan melihat dan mendengar rangsangan. Menyakinkan anak bahwa lantai dari box adalah empuk sehingga mengurangi kebisingan dari suara balok yang jatuh
v  Kardus balok lebih tidak berisik daripada kayu atau plastic, tetapi menghasilkan bunyi berdebum dari rongga  khususnya saat jatuh dari atas ke lantai, sehingga perlu menggunakan tumpukan selimut pada lantai untuk mengurangi bunyi yang tidak penting.
v  Memperbolehkan hanya 2 anak untuk bermain pada waktu yang sama, menjaga tingkat kebisingan dan mengurangi komunikasi
v  Mengguankan gambar untuk berkomunikasi. Memperlihatkan balok pada anak sebagai contoh yang harus ditiru anak
v  Beberapa anak menghitung saat membangun menara dengan balok membantu anak focus dalam  aktivitas.

ADHD DAN MASALAH PERILAKU
ADHD menjelaskan kondisi anak-anak yang memperlihatkan simtom-simtom (ciri atau gejala) kurang konsentrasi, hiperaktif,dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas hidup mereka. ADHD merupakan suatu kelainan perkembangan yang terjadi pada masa anak dan dapat berlangsung sampai masa remaja.

Anak dengan gangguan ADHD atau masalah perilaku seringkali terlihat tenang saat bermain balok. Menggunakan otot besar untuk mengangkat dan membawa bahan yang berat memberikan umpan balik sensorik anak pada otot, urat daging, dan sendi-sendi yang membantu mereka untuk rilek dan focus. Area balok juga dapat menjadi tempat anak berusaha menempatkan bahan juga tempat anak yang impusiv dan mudah  teralihkan untuk mengumpulkan lebih banyak balok, menubrukkan pada anak lain atau susunan balok lain. Mengikuti tanda-tanda yang ada untuk membantu anak menyeting ruang sentra balok untuk meminimalkan masalah dengan anak implusiv, mudah teralihkan perhatianya, tidak teratur dan mempunyai masalah dengan wilayah.
v  Menemukan ruang anak pada area balok dengan menyediakan anak “lantai” khusus. Hal itu memungkinkan anak menggunakan carpet kotak, bagian halus dari korden kamar mandi, atau bagian dari papan yang mudah digunakan, atau bahan lain yang cocok. Memotong atau keinginan melipat ukuran, dan mengikatnya pada sudut pojok untuk mencegah “lantai” khusus berasal dari mengkusutkan dan menariknya
v  Menemukan ruang khusus untuk anak  menandai pangkalannya dengan tipe warna solid. Jika itu ruangan cukup, tersedia area lain untuk masing-masing anak. jika tempat terbatas bairkan 2 anak berbagi area pembangunan. Juga dapat melakukan identifitasi pada ruang anak dengan membagi ruangan dengan kartu nama pada masing-masing area
v  Pengkarpetan di area balok mengurangi tingkat kebisingan dari balok-balok yang saling bertabrakan. Mengunakan karpet tanpa selip dan permukaan datar. Karpet atau yikar bagi masing-masing anak juga menjadi pilihan. Luas karpet bagi masing-masing anak hanya cukup untuk struktur balok, bukan keduanya (balok dan anak)
v  Untuk mengurangi perintah pada ruang anak, sediakan masing-masing anak keranjang besar tempat balok. Cara ini menjadikan anak tidak kembali lagi ke rak untuk mangambil balok, yang akhirnya memnungkinkan balok terjatuh dan menabrak struktur bangunan yang sudah dibuat.
v  Memiliki satu atau dua aturan pasti dalam area balok seperti “hanya boleh menyentuh balok dan bangunan masing-masing” mengulang aturan sesering mungkin saat anak bermain di area balok.
v  Ketia anak bermain dengan sesuai beri ucapan untuk meyakinkan mereka. Anak butuh umpan balik yang sering untuk belajar mengingat hal tersebut
v  Sediakan subuah penopang untuk bermain imajinasi untuk membuat anak bermain lebih lama. Biarkan anak mengumpulkan mainan pelengkap sebelum bermain balok dengan memberinya pilihan.
v  Anak yang implusiv dan anak yang mengalami gangguan perilaku mungkin mengalami kesulitan menumpuk nalok dengan baik, hasil yang goyah, dan strukturyang gampang ambruk.
v  Struktur balok kayu harusnya tidak bisa ditumpuk lebih tinggi dari kepala anak sehingga tidak akan melukai siapapun saat balok ambruk

MASALAH MOTORIK
Anak dengan masalah motorik bermain balok tanpa melakukan aktivitas. Balok dapat dikumpulkan jenisnya dengan caranya dan meminjamkan baloknya untuk meningkatkan beberapa tingkat perkembangan dari permainan. Anak yang mengalami masalah motorik rata-rata atau bahkan memilki kemampuan kognitif dibawah rata-rata mereka memiliki kesulitan perkembangan dan melakukan tugas motorik. Sebagai conothnya pada anak usia 4 tahun yang mengalami gangguan perkembangan motorik mungkin tidak dapat mengidentifikasi dan  memeberitahukan mana benda yang kubus dan lingkaran, juga tidak mampu mengorganisasikan dengan mudah balok di lantai untuk menjadi sebuah bentuk sederhana. Anak dapat memanipulasi balok dengan baik sebanyak yangia mau sampai berhasil. Cara yang diguanakan anak yang mengalami gangguan motorik belajar dengan trial dan error untuk memecahkan masalah, balok sebagai bahan natural trial and error. Anak tidak menyukai crayon dan spidol yang meninggalkan bekas permanen di kertas.
v  Anak diberi pujian sebagai penguatan dari proses trail and error pada hasil karya anak yang mengalami masalah perkembangan motorik
v  Saat anak bermain beri anak gamabaran secara lisan informasi tentang proses bermain. Hal ini akan membantu anak mamahami dan mengingat konsep dengan 2 atau tiga kali pengulangan
v  Meniru sangat membantu anak terutama pada anak dengan masalah perkembangan motorik
v  Dorong anak dengan masalah perkembangan motorik dengan bermain dengan satu atau dua anak yang lain. Mengumpulkan anak dapat membantu anak dengan masalah perkembangan motorik memahami informasi visual dengan mengikuti langkah-langkahnya.
v  Jika anak terlihat ragu saat ia bermain balok sendiri, buat anak tertarik bermain membangun. Dan tingkatkan percaya diri anak terhadap kemampuan bermainnya dalam memaikan balok
v  Dorong anak untuk membangun dengan jenis balok yang berjenis ukuran dan berat. Balok kecil memudahkan melatih ketangksan tangan sementara besar dan berat balok memberi umpan balik pada sensorik anak termasuk sendi dan otot.
v  Anak membangun dinding dengan tumpukan permukaan datar. dinding bertindak sebagai pemandu fisik untuk menentukan ketepatan penempatan balok dan menyediakan dukungan yang lebih untuk membangun setelah baloknya ambruk.
GANGGUAN PENGLIHATAN
Tunanetra (kebutaan) adalah ketajaman penglihatan pusat 20/200 atau kurang pada bagian mata yang lebih baik dengan kaca mata koreksi atau ketajaman penglihatan pusat lebih dari 20/200 jika terjadi penurunan ruang penglihatan di mana terjadi pengerutan suatu bidang penglihatan sebagai tingkat tertentu sehingga diameter terlebar dari ruang penglihatan membentuk sudut yang besarnya tidak lebih dari 20 derajat pada bagian mata yang lebih baik (Koesler, 1976, hlm.45). Definisi terbaru semakin memperinci perbedaan antara buta total (blind) dan kekurangan penglihatan sebagian (partially sighted). Definisi pendidikan Calton mengenai blindess adalah “Belajar melalui meraba (tactile) atau materi-materi auditorial” (1981 hlm. 219). Barrage dan Erin menerangkan penglihatan terbatas (limited vision) adalah “Fungsi penglihatan yang terbatas, berada dibawah keadaan normal” (1992, hlm. 23).
Sebagian anak dengan ganguan penglihatan dan pada anak yang mengalami kebutaan terlihat menikmati bermain balok. Anak yang mengalami kebutaan pada awalnya tidak tahu harus bagaiman bermain dengan balok-balok tersebut dan membutuhkan pendamping untuk mengembangkan dengan baik struktur sebelum ia mampu membangun menara balok dan membangun sebuah bangunan sendiri
v  Awalnya beri anak dengan gangguan penglihatan hanya sedikit balok, karena anak membutuhkan kesempatan untuk mengeksplorsi bentuk baru, berat, dan permukaan sebelum mengikutsertakan lebih banyak balok dalam permaianan
v  Keranjang sebagai tempat balok ditempatkan dekat dengan anak
v  Biarkan anak membangun kembali dinding atau tumpukan permukaan yang datar. dinding bertindak sebagai pemandu fisik untuk menentukan ketepatan penempatan balok dan menyediakan dukungan yang lebih untuk membangun setelah baloknya ambruk.


DAFTAR PUSTAKA

Patmonodewo, Sumiarti. 2003 . Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Renita cipta
Smith, J. David. 2006. Sekolah Inklusif. Bandung : Nuansa

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar