Kamis, 03 November 2011

PERUBAHAN PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM POPULASI YANG BERAGAM

1. Tujuan
 a. Mengenalkan kurikulum PAUD yang sesuai
 b. Membantu guru memperoleh informasi bagaimana mengembangkan kurikulum anak usia dini
 c. Membantu guru memahami bagaimana penerapan kurikulum yang sesuai pada PAUD
 d. Membantu mengembangkan peran guru merespon perubahan kebutuhan anak, keluarga, dan masyarakat di abad baru.

2. Siapakah anak usia dini yang menjadi target layanan PAUD
          Pada tahun 1960an anak-anak TK yang terdaftar kebanyakan dari kalangan kulit putih, karena hanya dari kalangan menengah ke atas yang mampu membayar untuk masuk TK. Namun sekarang program PAUD melayani semua anak yang berasal dari berbaagai keluarga, dan lingkungan yang berbeda-beda. a. Anak di Paud adalah beragam Keragaman adalah kondisi yang berbeda. Karakteristik anak beragam pada anak usia TK. Keragaman tersebut antara lain :
• Perbedaan kebudayaan
        Kebudayaan terbentuk akibat pengaruh dari kelompok social, agama, dan ras . Anak usia dini merupakan bagian dari kebudayaan. Anak usia dini yang berasal dari keluarga yang bermacam-macam merupakan cerminan dari kebudayaan mereka.
• Perbedaan etnic
        Anak usia dini berasal dari macam-macam suku bangsa, bukan hanya berasal dari America, namun juga ada yang berasal dari Asia, Afrika, dan Eropa. Sehingga terdapat keragaman suku bangsa.
 • Perbedaan bahasa
        Pada umumnya anak-anak di Amerika menggunakan bahasa inggris. Beberapa anak menggunakan bahasa ibu atau bahasa sehari-hari mereka, seperti Cina, Vietnam, dan Jepang. Beberapa anak juga menggunakan bahasa Spanyol, Rusia, Polandia di dalam kelas. Karena keberagaman suku, ras, budaya, dan bahasa, seorang guru harus mampu memahami dan mengerti keberagaman tersebut agar dapat mempersiapkan kurikulum yang sesuai dengan keragaman anak-anak tersebut.
• Perbedaan dalam keadaan keluarga
         Pada tahun 1960an, anak-anak yang bersekolah adalah berasal dari keluarga okonomi menengah yang kedua orang tuanya utuh. Ayah bekerja dan ibu di rumah untuk mengurus rumah. Tetapi pada jaman sekarang, struktur keluarga telah berubahbukan hanya ayah dan ibu, sekarang ada juga keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga tiri, keluarga yang poligami dan hidup seatap, serta orang tua yang nikah muda. Anak dari orang tua tunggal kebanyakan disebabkan karena perceraian. Dalam hal pengasuhan anak biasanya hanya menghabiskan waktu dengan salah satu orang tua. Ketika orang tua tidak bisa menjaga anaknya, anak bisa di adobsi atau diasuh oleh kakek atau neneknya. Walaupun persepsi masyarakat mengungkapkan bahwa ayah sebagai tulang punggung dan ibu sebagai ibu rumah tangga, namun sejak tahun 1970an-2004 prosentase ibu yang bekerja semakin meningkat. Anak yang berasal dari ibu yang bekerja itu kurang perhatian baik dalam perhatian maupun pendidikan anak setiap hari, anak mengurus diri sendiri sebelum berangkat dan sepulang sekolah, dan melaksanakan tanggungjawab dalam keluarga. Orang tua yang sibuk bekerja juga sulit menemui atau menghadiri acara sekolah seperti pertemuan orang tua dan guru karena memiliki sedikit waktu.
 • Perbedaan dalam kebutuhan belajar
        Anak dalam sekolah merupakan individu yang unik. Anak membawa pengalaman dari rumah dan komunitasnya. Anak memiliki tahap perkembangan, cara belajar, ketertarikan akan sesuatu dan kepribadian yang berbeda-beda. Meskipun anak berbeda-beda, mereka memiliki harapan yang sama yakni menjadi anak yang berprestasi. Pada tahun awal masuk ekolah menjadi sangat penting untuk membentuk persepsi anak dan melatih anak untuk beradaptasi dengan lingkngan barunya. Meskipun anak sudah bisa atau berbakat, guru tidak boleh mengabaikan anak untuk mengoptimalkan bakat anak tersebut. Mungkin anak mengalami kesulitan, tetapi dengan pengalaman-pengalaman yang dimiliki, anak dapat mengatasi atau memecahkan kesulitannya. Beberapa anak masuk sekolah dengan keterlambatan perkembangan dan reyradasi mental dimana keduanya merupakan jenis ketidakmampuan anak secara psikologis sehingga anak memerlukan penanganan khusus. Masing-masing anak adalah individu yang unik sehingga guru harus memperlakukan anak secara unik pula.
b. Program PAUD dan beberpa hal yang berisiko mempengaruhi dalam belajar
 • Anak dalam keluarga yang bercerai
           Anak dalam keluarga yang bercerai akan sulit untuk menerima pelajaran dan lebih sering melanggar peraturan. Efek dari keluarga yang bercerai dapat berlangsung lama. Anak membutuhkan seorang psikiater untuk mengurangi depresinya, rasa kesepian dan mengembalikan kepercayaan diri anak. Guru dan lingkungan harus memotivasi dan mendukung anak dan lebih peka terhadap anak tersebut.
 • Anak yang orang tuanya nikah muda
         Anak dengan orang tua muda membutuhkan perhatian yang lebih dan teratur. Orang tua memberi makanan yang bernitrisi, dan memberikan motivasi pada anak. Sekolah memilki fungsi memberi pertolongan tentang bagaiman orang tua mengatasi untuk membantu perkembangan anak.
 • Anak tuna wisma
         Anak tuna wisma biasanya lebih mementingkan mencari uang daripada pendidikan. Anak tuna wisma tinggalnya berpindah-pindah dan memilki kesehatan yang buruk.
• Anak yang berada dalam lingkungan yang penuh tekanan
        Anak yang hidup dalam keluarga yang orangtuanya merokok, minum alcohol atau lingkungan criminal maka anak akan cenderung mengalami stress. Selian hidupdalam keluarga yang kurang baik, factor lain yang menyebabkan stress antara lain kekerasan, lingkungan yang tidak perduli, dan pelecehan pada anak.
 • Anak yang memiliki kebutuhan khusus
         Kondisi fisik dan emosional anak dapat mencerminkan kebutuhan belajar mereka. Kondisi fisik yang dimaksud antara lain penglihatan dan pendengaran. Kondisi fisik tersebut memiliki pengaruh pada perkembangan anak. Kondisi pendengran yang kurang baik akan menjadikan akan mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Sedangkan hambatan secara visual biasanya yang dialami anak adalah rabun jauh dan rabun dekat. Kendala kondisi fisik tersebut akan menjadikan penghalang/ penghambat proses belajar anak. Retradasi mental merupakan ganguan yang paling serius. Anak-anak dengan kondisi tersebut mambutuhkan perhatian dan penanganan yang khusus.anak-anak dengan retradasi mental mengalami kesulitan secara akademik dam kadangjuga social serta kadang tidak merespon metode intruksional. Anak denga kondisi yang mengalami kesulitan belajar mungkin juga memilki cirri hiperaktive, cedera otak, ketidakmampuan menpersepsikan sesuatu, dyslexia, atau mengalami gangguan saraf. Anak-anak dengan kebutuhan khusus hendaknya diberikan pelakuan khusus pula dalam proses pendidikan. Pendidikan khusus tersebut hendaknya dilakukan dengan program pembelajaran dan guru yang khusus pula serta diberikan terapi khusus guna memenuhi kebutuhan anak tersebut.
c. Beberapa yang berisiko mempengaruhi dalam belajar yang memerlukan penanganan
        Anak yang memiliki kesulitan secara akademik membutuhkan penanganan dalam memperbaiki hal-hal negative untuk memperbaiki kekurangannya. Pendidikan anak usia dini sangat perlu untuk anak anak yang mengalami kesulitan belajar. Penanganan awal dari resiko-resiko tersebut dapat meminimalisir akibat yang yang ditimbulkan. The Child Mental Health Fondations and Agencies Network mempublikasikan factor-faktor beresiko yang dapat menjadikan hasil sekolah anak negative sebagai berikut:
 1. Berat badan yang kurang saat lahir dan keterlambatan perkembangan saraf.
2. Masalah kesehatan.
3. Kepribadian dan perilaku agresif sertya ADHD.
 4. Kondisi keluarga.
 5. Pendidikan yang rendah.
 6. Orang tua yang memakai obat-obatan terlarang.
7. Status imigran.
8. Status golongan (terkucilkan).
 9. Status ekonomi yang rendah.
10. Kesalahan penanganan.
 11. Ibu yang bermasalah di masa lalu.
12. Psychophysiological marker.
 13. Pengasuhan yang aman pada masa awal.
14. Orang lain lebih peduli kepada anak daripada ibu anak tersebut.
15. Karakteristik sekolah pada tingkat awal.
Factor yang bertentangan :
 1. Tinggal dengan orang tua yang baik atau orang tua yang menikah lagi setelah bercerai.
 2. Kemampuan kognitif baik yang dimiliki anak.
3. Emosi anak stabil.
 4. Anak percaya diri.
 5. Dukungan emosional dari pengasuh.
6. Orang tua yang kooperatif (menjaga hubungan positif dengan anak).
7. Lingkungan rumah yang dapat diprediksi, stabil dan teratur.
8. Pengasuhan yang baik pada tahun pertama (pengasuhan dalam lingkungan yang aman).
 9. Mempunyai banyak teman di kelas.
10. Dukungan social dan control persepsi dari dalam diri anak.
11. Hubungan yang baik dengan guru TK
       Yang diperhatikan dalam program PAUD adalah keragaman karena dapat menjadikan anak kesulitan dalam belajar. Namun dengan keberagaman yang ada, anak-anak dapat berkembang dimasa yang akan datang.

 3. Sifat komplek dari pengaturan untuk program PAUD Program pendidikan anak usia dini meliputi anak usia 0-8 tahun. Program-program pendidikan anak usia dini tersebut meliputi :
a. Sekolah formal
• TK
         TK merupakan lembaga pendidikan anak yang melayani anak usia 4-6 tahun. Mereka yang masuk dalam prasekolah adalah anak memilki resiko mengalami kegagalan akademik, sehingga perlu dimasukan ke TK untuk mengurangi resiko tersebut. Program baru yangteramsuk didalamnya antara lain pra TK atau program lain untuk anak usia 4 tahun, bilingual program, kelas khusus bagi anak berkebutuhan khusus, dan kelas tambahan atau pun ekstrakurikuler
• Pra TK (PAUD)
          Program pra TK didirikan untuk anak usia 4 tahun yang mengalami keterlambatan bahasa dan kognitif karena anak biasanya berasal dari anak yang kurang mampu dan kadang di rumah yangmenjadi bahasa utama bukanlah bahasa inggris. Sehingga program pra TK menitikberatkan pada perkembangan bahasa dan konsep kebutuhan untuk menopang di tingkat selanjutnya.
• Bilingual dan bahasa ingris sebagai bahasa ke dua di sekolah
         Banyak anak yang masuk PAUD menggunakan bahasa selain bahasa inggris dirumah mereka, sehingga program PAUD banyak menjadikan bahasa ingris sebagai bahasa kedua di sekolah.
• Program bagi anak berkebutuhan khusus
        Program bagi anak berkebutuhan khusus dilakukan dengan guru yang khusus dan sekolah yang khusus juga. Pelaksanaan program tersebut juga di atur secara khusus.
• Perluasan program (kelas tambahan)
        Banyak sekolah sekarang menerapkan program kelas tambahan atau program ekstrakulikuleruntuk anak yang membutuhkan pengasuhan setelah jam sekolah. Program kelas tambahan ini dapat berkembang dan dapat dilaksanakan oleh sekolah swasta maupun sekolah negri. Orang tua dapat mendaftarkan anak dalam program ini dengan membayar biaya tambahan untuk mendukung program kelas tambahan tersebut. b. Sekolah non formal
• Head start
        Inti dari Head start dalam sekolah non formal adalah suatu program yang dibiayai oleh publik. Program ini berkembang pada tahun 1960an untuk kaum minoritas dan anak yang berasal dari keluarga dengan pendapatan ekonomi rendah. Ini merupakan program yang menyeluruh yang membahas tentang pendidikan, kebutuhan gizi dan social dari anak-anak tersebut. Program ini dapat dilakukan oleh asosiasi bersama pemerintah daerah sebagai program terpisah melalui lembaga masyarakat.
 • Penitipan atau pengasuhan anak
       Semakin bertambahnya industry di Amerika Serikat pada tahun 1987 menyebabkan penyerapan tenaga kerja semakin banyak khususnya para ibu. Hal ini membuat tempat penitipan atu pengasuhan anak semakin bertambah karena 52% ibu dengan anak dibawah 5 tahun itu bekerja. Sehingga para ibu lebih memilih menitipkan anaknya pada tempat penitipan anak untuk mengasuh anakny selama ibu bekerja.
 • Tindak lanjut program yang komplek di prasekolah
       Sekolah formal menerima anak-anak prasekolah dan memberi sumbangan pada pengasuhan anak, pusat pengasuhan anak memperkuat program instruksional. PAUD khusus juga memperpanjang program mereka termasuk pengasuhan anak.

4. Perubahan peran guru dalam mengembangkan kurikulum untuk program PAUD Dalam membuat program pendidikan untuk mengembangkan kemampuan anak, guru harus mengakui, menghargai perbedaan anak dan melibatkan orang tua dalam pembuatan kurikulum. Isi kurikulum tersebut menrupakan sebuah dinamika yang berpusat pada anak dan memperhatikan populasi yang beragam pada setiap kelas.
 a. Peran dari guru dalam mengembangkan curriculum bagi populasi yang beragam
               Di sebuah TK walaupun anak memilki keragaman di berbagai segi namun kurikulum yang digunakan tetap sama. Walaupun begitu kurikulum yang dibuat tidak mengabaikan tahap perkembangan masing-masing anak.
 b. Multicultural kurikulum
              Penekanan dalam multicultural kurikulum dalam program paud adalah pengakuan pada keragaman anak, yakni perbedaan budaya belajar di dunia dan social studi kurikulum. Dalam multicultural kurikulum menspesifikkan tentang kebutuhan perkembangan anak.
c. Kurikulum bagi anak yang berasal dari beragam lingkungan keluarga
              Anak yang masuk TK lingkungan keluarga yang beragam. Ada anak yang berasal dari kelurga yang penuh dengan kasih saying dan ada juga yang sebaliknya. Hal tersebut biasanya dipengarhi oleh struktur social ekonomi. Jadi guru hendakla h bisa membuat program yang biak dan sesuai dengan mereka.
d. Kurikulum bagi anak berkebutuhan khusus
              Anak yang berkebutuhan khusus hendaknya diakomodasi dengan kelas khusus tetapi dengan kondisi dan pengalaman belajar yang dapat membantu mempersiapakan anak sesuai dengan kebutuhanya. Guru membantu anak yang memilki kebutuhan khusus untuk menjadikan anak kuat dan memabantu anak mengekspolari laingkungan secara visual.
e. Peran guru dalam melibatkan orang tua kedalam pengembangan kurikulum
            Adanya sinkronisasi antara pengajaran disekolah dengan pengajaran dirumah. Adanya hubungan yang baik antara pihak sekolah dan keluarga dan semua yang berhubungan dengan penyelenggaraannya. f. Peran guru dalam menangani masalah anatara teori dan priktik dlam kurikulum Program paud itu kompleks, bukan hanya merencanakan tetapi guru harus memahami esensi dari kurikulum yang dibuat. Guru memprediksi masalah-masalah yang mungkoin timbul dalam pembelajaran dan berupaya menyelesaikannya.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar